MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK
Yang dibimbing Oleh Yuliana Aziza, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Andi Irawan 1721201003
Mochamad Wahyudi 1721201011
Puji Setiawan 1721201014
Rangga Aji Pangestu 1721201015
|
UNIVERSITAS
ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
PROGRAM SARJANA
PRODI TEKNIK MESIN
Oktober 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, rahmat dan anugerah yang selalu
diberikan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas kelompok untuk
memenuhi tugas mata kuliah Material Teknik yang dibina oleh Yuliana Aziza,
S.Pd.,M.Pd. dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penyusun
tidak menyelesaikannya seorang diri. Penyusun mendapat bantuan dari banyak pihak
yang telah memberikan bantuan baik dari segi
moral maupun materil. Oleh karena itu, penyusun
banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak tersebut yang telah
membantu menyelesaikan makalah tentang Baja dan Paduannya dengan Diagram Fera
Fe-Fe3C.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan serta karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semuapihak demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang. Penyusun
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi parapembaca.
i
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Penulisan Makalah..................................................1
B. Manfaat
Penulisan Makalah................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Baja....................................................................2
B. Karakteristik
Material........................................................ .2
B.1 Perlakuan Panas.............................................................3
C. Produksi
Baja.......................................................................3
D. Industri
Baja.........................................................................4
E. Klasifikasi
Baja....................................................................4
F. Diagram
Fase.......................................................................5
F.1 Diagram Fasa
Fe-Fe3C...................................................5
F.2 Diagram Fase Besi –
Karbon..........................................6
F.3
Struktur-struktur yang ada pada diagram
fase besi – karbida
besi................................................6-7
F.4
Garis-garis penting dalam diagram Fe-Fe3C..................8
F.5
Reaksi-reaksi yang terjadi pada
diagram Fe – Fe3C...........................................................9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tujuan Penulisan Makalah
1. Dapat mengenal apa itu baja.
2. Dapat memahami proses pembuatan baja maupun
jenis-jenis baja.
3. Dapat Memahami Diagram Fasa Fe-Fe3C
B.
Manfaat Penulisan Makalah
1. Mampu membedakan mana baja yang baik digunakan untuk
idustri maupun konstruksi.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Baja
Baja adalah
logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya,
termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon,
mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan
aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan
karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom,
molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.[1] Dengan memvariasikan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa
didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja
karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan
untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.
B.
Karakteristik Material
Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya
dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk besi oksida seperti magnetit dan
hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan menghilangkan atom oksigen dan
kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon. Proses ini
disebut smelting.
Temperatur tinggi pada proses smelting
dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah dipakai sejak zaman Tembaga. Karena
tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu 800 °C (1.470 °F),
maka harus diperhatikan bahwa proses smelting harus dilaksanakan pada
lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan
paduan yang dinamakan baja.
Untuk mencegah korosi, ditambahkan
kromium paling sedikit 11% wt sehingga membentuk oksida yang keras pada
permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless steel (baja anti noda).
2
3
Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur
pembentuknya, namun umumnya berada di antara 7.750 and 8.050 kg/m3 (484 and 503
lb/cu ft), atau 775 and 805 g/cm3 (448 and 465 oz/cu in).
Besi ini merupakan logam lunak yang
hanya dapat melarutkan karbon dalam konsentrasi kecil, tidak lebih dari 0.021
wt% pada 723 °C (1.333 °F), dan hanya 0.005% pada 0 °C (32 °F). Pada 910 °C
besi murni berubah menjadi struktur face-centered cubic (FCC), yang disebut
austenit atau besi-γ. Struktur FCC austenit dapat melarutkan karbon lebih
banyak, sampai 2.1%[5] (karbonnya 38 kali ferrit) pada 1.148 °C (2.098 °F),
yang disebut besi tuang (cast iron).
B.1 Perlakuan
Panas
Ada berbagai perlakuan panas yang biasa digunakan pada
proses pengolahan baja. Perlakuan panas
yang paling sering digunakan adalah annealing, quenching, dan tempering.
a)
Annealing
Annealing
adalah perlakuan panas terhadap baja yang dilakukan dengan memanaskan baja
hingga temperatur cukup tinggi untuk membuat baja lunak.
b)
Quenching
Quenching
dan tempering awalnya melibatkan pemanasan baja hingga fasanya berubah menjadi
austenit lalu dilakukan pendinginan menggunakan media pendingin oli atau air.
A.
Produksi Baja
Besi setelah
melalui proses peleburan dari bijih, mengandung karbon berlebih. Untuk
menjadikannya baja, perlu dilelehkan dan diproses ulang untuk mengurangi
kandungan karbonnya hingga mencapai jumlah yang diinginkan, maka setelah itu
elemen-elemen lain dapat ditambahkan. Cairan ini lalu dituang secara kontinu
membentuk lempeng besi panjang atau dituang menjadi batangan baja. Sekitar 96%
baja dituang secara kontinu dan 4%nya diproduksi dalam wujud batangan.
4
A.
Industri Baja
Tahun 1980,
lebih dari 500.000 pekerja di industri baja. Pada tahun 2000, pekerja di
industri baja menurun hingga 224.000.
Sejak tahun
2000, beberapa perusahaan baja Cina dan India [10] telah menjadi perusahaan
besar di industri ini, seperti Tata Steel, Shanghai Baosteel Corporation dan
Grup Shagang. Produsen baja terbesar di dunia adalah ArcelorMittal.
Pada tahun 2005,
British Geological Survey menyatakan bahwa Cina adalah produsen baja terbesar
di dunia, sekitar sepertiga produksi baja dunia berasal dari Cina, disusul oleh
Jepang, Russia dan Amerika Serikat.
Tahun 2008, baja
menjadi komoditas perdagangan di London Metal Exchange. Pada akhir 2008,
industri baja sempat terjatuh sehingga banyak menyebabkan pemutusan hubungan
kerja.
B.
Klasifikasi Baja
- Berdasarkan komposisi
- Baja karbon
- Baja paduan rendah
- Baja
tahan kuat
- Berdasarkan proses pembuatan
- Tanur baja terbuka
- Dapur listrik
- Proses oksidasi dasar
- Berdasarkan bentuk produk
- Pelat batangan
- Tabung
- Lembaran
- Pita
- Bentuk struktural
- Berdasarkan struktur mikro
5
- Feritik
- Perlitik
- Martensitik
- Austenitik
- Berdasarkan kegunaan dalam
konstruksi
- Baja Struktural
- Baja Non-Struktural
A. Diagram Fase
Dalam
kimia fisik, mineralogi, dan teknik material, diagram fase adalah sejenis
grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan antara fase-fase
yang berbeda dari suatu zat yang sama. Dalam matematika dan fisika, diagram
fase juga mempunyai arti sinonim dengan ruang fase.
F.1 Diagram Fasa Fe-Fe3C
Diagram
Fe-Fe3C yaitu diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dan kandungan
karbon (%C) selama pemanasan lambat. Dari diagram fasa tersebut dapat diperoleh
hasil yaitu berupa informasi penting yaitu antara lain :
1. Fasa
yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan pendinginan lambat.
2.
Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe -C bila dilakukan
pendinginan lambat.
3.Temperatur cair dari masing-masing
paduan.
4.Batas-batas
kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa tertentu.
5.Reaksi-reaksi metalurgis yang
terjadi.
Besi merupakan salah satu logam yang
memiliki sifat allotropi. Sifat allotropi yang dimiliki besi sendiri ada 3,
yaitu :
• Delta iron (δ)
mampu melarutkan karbon max 0,1% pada 1500° C
• Gamma iron (γ)
mampu melarutkan karbon max 2 % pada 1130° C
6
• Alpha iron (α)
mampu melarutkan karbon max 0,025% pada 723° C
Gambar 1. Kurva pendinginan besi
murni
Transformasi allotropik yang pada besi, Fe(δ) Æ
Fe(γ) Æ Fe(α) terjadi secara difusi sehingga membutuhkan waktu tertentu pada
temperatur konstan Æ karena reaksi mengeluarkan panas laten.
F.2 Diagram Fase Besi – Karbon
Dalam
kondisi cair karbon dapat larut dalam besi. Dalam kondisi padat besi dan karbon
dapat membentuk :
•
Larutan padat (solid solution)
•
Senyawa interstitial (interstitial compound)
•
Eutectic mixture : campuran antara austenite (γ) dan cementite (Fe3C)
•
Eutectoid mixture : campuran antara ferrite (α) dan cementite (Fe3C)
•
Grafit : karbon bebas, tidak membentuk larutan padat ataupun tidak berikatan membentuk
senyawa dengan Fe.
F.3 Struktur-struktur yang ada pada
diagram fase besi – karbida besi :
•
Cementite :
–
Interstitial compound
–
Karbida besi (Fe3C)
7
–
Keras dang etas
–
Kekuatan tarik rendah
–
Kekuatan tekan tinggi
–
Struktur kristal orthorhombic
–
Struktur paling keras pada diagram Fe-Fe3C
•
Austenite (γ)
–
Interstitial solid solution; larutan padat karbon dalam besi γ
–
Struktur kristal FCC (face centered cubic, kubus pemusatan bidang)
–
Kelarutan karbon max 2 % pada temperatur 1130 C
–
Tensile strength 1050 kg/cm2
–
Tangguh
–
Biasanya tidak stabil pada temperatur kamar
•
Ledeburite
–
eutectic mixture (γ+Fe3C)
–
Campuran terdiri dari austenite dan cementite
–
Mengandung 4,3 % berat karbon
–
Terbentuk pada temperatur 1130 C (2065 F)
•
Ferrite (α)
–
Interstitial solid solution
–
Larutan padat karbon dalam besi α
–
Pada temperatur 723 C, batas kelarutan karbon 0,025 %
–
Pada temperatur kamar, batas kelarutan karbon 0,008 %
–
Pada temperatur 1492 C, batas kelarutan karbon 0,1 %
–
Tensile strength rendah
–
Keuletan tinggi
–
Kekerasan < 90 HRB
–
Struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C
•
Pearlite
–
Eeutectoid mixture dari ferrite dan cementite (α+Fe3C)
–
Terjadi pada temperatur 723 C
–
Mengandung 0,8 % karbon
8
F.4
Garis-garis penting dalam diagram Fe-Fe3C
1.
Upper critical temperature (temperatur kritis atas), A3 : temperatur perubahan
allotropi
2.
Lower critical temperature (temperatur kritis bawah), A1 : temperatur reaksi
eutectoid
3.
Solvus line Acm : menunjukkan bats kelarutan karbon dalam austenite
Gambar 2. Gambar Diagram Kesetimbangan Fe-Fe3C
Diagram fasa Fe – Fe3C
9
F.5 Reaksi-reaksi
yang terjadi pada diagram Fe – Fe3C
• Reaksi Peritectic pada temperatur :
S + L ↔ S1
δ + L ↔ γ
• Reaksi Eutectic pada temperatur 1130 C :
L ↔ S1 + S2
L ↔ γ + Fe3C (ledeburite)
• Reaksi Eutectoid pada temperatur 723 C :
S ↔ S1 + S2
γ ↔ α + Fe3C (pearlite)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang terpapar dalam bab dua maka dapat disimpulkan diantaranya
dibawah ini:
1.
Baja
adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara
0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya.
2.
Temperatur
tinggi pada proses smelting dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah dipakai
sejak zaman Tembaga. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas
suhu 800 °C (1.470 °F), maka harus diperhatikan bahwa proses smelting harus
dilaksanakan pada lingkungan dengan tingkat oksigen rendah.
3.
Dalam kimia fisik, mineralogi, dan teknik material, diagram fase
adalah sejenis grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan
antara fase-fase yang berbeda dari suatu zat yang sama.
10
DAFTAR
PUSTAKA
Baja. (online),
Karakteristik
Material. (online),
Produksi Baja. (online),
Industri Baja. (online),
Klasifikasi
baja.(online),
Diagram Fase. (online),
Diagram Fasa
Fe-Fe3. (online),
11
No comments:
Post a Comment